Senin, 29 Juli 2019

Sejarah Revolusi Industri


Sejarah Revolusi Industri 1.0 Sampai 4.0

evolusi industri pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita hanya mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun. Masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan alat katrol sekalipun.

Revolusi Industi 1.0
Dikutip dari situs Website Menperin, revolusi industri pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi.  Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita hanya mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun. Masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan alat katrol sekalipun.
Revolusi industri ini juga mengubah masyarakat dunia, dari masyarakat agraris ynag di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat industri atau buruh pabrik. jadi, untuk kelangkaan tenaga kerja yang semulanya mendominasi pada kesukaran manusia dalam memproduksi, mendadak lenyap atau hilang. Tenaga tidak lagi dipasok cuma oleh otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat, lebih fleksibel, dan lebih awet.


Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri yang ke-dua yang terjadi pada abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin. Dulunya hanya menggunakan Tenaga otot, namun sudah digantikan oleh mesin uap pada pada RI 1.0 , dan kini tenaga uap pun sudah mulai digantikan oleh tenaga listrik.

Revolusi industri ke 2.0 ini terjadi dengan menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Proses produksi berubah total. Dlam hal produksi sudah menggunakan conveyor belt atau ban berjalan, ini juga dapat meng efiseinsi waktu dan biaya produksi dalam bidang yang lain. Jadi artinya, ketika bertambahnya suatu waktu, maka menyebabkan berkurangnya kelangkaan pada waktu. conveyor belt juga biasanya digunakan dalamhal angkut- mengangkut barang tambang ke kapal, dari kapal pindah ke pabrik. Sekali lagi, menghemat waktu dan tenaga.

Revolusi Industri 3.0
Manusia masih berperan penting dalam hal produksi barang-barang. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir, abad informasi dimulai. Kalau revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: yaitu komputer dan robot.
Kini, komputer menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi, sama seperti operator telepon di perusahaan telepon diganti oleh relay sehingga kita tinggal menelpon nomor telepon untuk menghubungi teman kita. Untuk itu, proses ini disebut dengan Otomatisasi, yaitu semuanya menjadi otomatis, bisa juga tidak memerlukan manusia lagi. Maka dari itu terjadilah penurunan sumber daya manusia.
Revolusi ini nama lainya adalah Digital Revolution. Karena Revolusi yang ke-3 ini, sebuah video game menjadi hal yang tidak asing dalam kehidupan kita, menjadi seorang pembisnis dengan nilai milyaran dollar, bahkan sampai trilyunan Dolar. Untuk sisi negatifnya ialah kejahatan-kejahatan baru mulai muncul seperti penipuan menggunakan komputer.

Revolusi Industri 4.0
Kemajuan teknologi dapat membuat 1001 sensor baru dan 1001 cara untuk memanfaatkan kehebatan dari sensor-sensor tersebut yang dapat merekam segalanya selama waktu yang diingikan. Informasi ini bahkan menyangkut kinerja pegawai manusianya. Misalnya, sebuah perusahaan bisa saja mengidentifikasi gerakan setiap pegawainya ketika berada di dalam pabrik, lalu ditampilkan dalam bentuk infografis tiap bulanya.
Revolusi Keempat ini yang sebetulnya paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Ini bisa dilukiskan dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum adanya Machine Learning, sebuah komputer hanya melakukan tugasnya ketika hanya diperintahkan atau diinstruksikan oleh manusia.

AI dan Machine Learning, masih amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia, negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus menerus memperdebatkan konsekuensi dari revolusi industri keempat ini, sebab revolusi ini masih berlangsung, atau bahkan baru dimulai. Tantangannya masih banyak.
Menurut kalian, apakah revolusi industri mengancam peradaban manusia? mari diskusikan dikolom komentar.
Refrensi: Zenius.net  www.cnnindonesia.com


menangkap apel