Sejarah
Revolusi Industri 1.0 Sampai 4.0
evolusi industri pertama atau 1.0
dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya
peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi. Penemuan ini penting sekali,
karena sebelum adanya mesin uap, kita hanya mengandalkan tenaga otot, tenaga
air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun. Masalahnya, tenaga otot amat
terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak
mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan alat
katrol sekalipun.
Revolusi Industi 1.0
Dikutip dari situs Website Menperin,
revolusi industri pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai
dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai
tinggi. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap,
kita hanya mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk
menggerakkan apapun. Masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya, manusia,
kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa mengangkat barang
yang amat berat, bahkan dengan bantuan alat katrol sekalipun.
Revolusi industri ini juga mengubah
masyarakat dunia, dari masyarakat agraris ynag di mana mayoritas masyarakat
bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat industri atau buruh pabrik. jadi, untuk
kelangkaan tenaga kerja yang semulanya mendominasi pada kesukaran manusia dalam
memproduksi, mendadak lenyap atau hilang. Tenaga tidak lagi dipasok cuma oleh
otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat,
lebih fleksibel, dan lebih awet.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri yang ke-dua yang
terjadi pada abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin.
Dulunya hanya menggunakan Tenaga otot, namun sudah digantikan oleh mesin uap
pada pada RI 1.0 , dan kini tenaga uap pun sudah mulai digantikan oleh tenaga
listrik.
Revolusi industri ke 2.0 ini terjadi
dengan menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang
menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Proses
produksi berubah total. Dlam hal produksi sudah menggunakan conveyor belt atau
ban berjalan, ini juga dapat meng efiseinsi waktu dan biaya produksi dalam
bidang yang lain. Jadi artinya, ketika bertambahnya suatu waktu, maka
menyebabkan berkurangnya kelangkaan pada waktu. conveyor belt juga
biasanya digunakan dalamhal angkut- mengangkut barang tambang ke kapal, dari
kapal pindah ke pabrik. Sekali lagi, menghemat waktu dan tenaga.
Revolusi Industri 3.0
Manusia masih berperan penting dalam
hal produksi barang-barang. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan
berakhir, abad informasi dimulai. Kalau revolusi pertama dipicu oleh mesin uap,
revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu
oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: yaitu komputer dan
robot.
Kini, komputer menggantikan banyak
manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi, sama seperti operator
telepon di perusahaan telepon diganti oleh relay sehingga kita tinggal menelpon
nomor telepon untuk menghubungi teman kita. Untuk itu, proses ini disebut
dengan Otomatisasi, yaitu semuanya menjadi otomatis, bisa juga tidak memerlukan
manusia lagi. Maka dari itu terjadilah penurunan sumber daya manusia.
Revolusi ini nama lainya adalah
Digital Revolution. Karena Revolusi yang ke-3 ini, sebuah video
game menjadi hal yang tidak asing dalam kehidupan kita, menjadi
seorang pembisnis dengan nilai milyaran dollar, bahkan sampai trilyunan Dolar.
Untuk sisi negatifnya ialah kejahatan-kejahatan baru mulai muncul seperti
penipuan menggunakan komputer.
Revolusi Industri 4.0
Kemajuan teknologi dapat membuat
1001 sensor baru dan 1001 cara untuk memanfaatkan kehebatan dari sensor-sensor
tersebut yang dapat merekam segalanya selama waktu yang diingikan. Informasi
ini bahkan menyangkut kinerja pegawai manusianya. Misalnya, sebuah perusahaan
bisa saja mengidentifikasi gerakan setiap pegawainya ketika berada di dalam
pabrik, lalu ditampilkan dalam bentuk infografis tiap bulanya.
Revolusi Keempat ini yang sebetulnya
paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk
belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan
koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Ini bisa dilukiskan
dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum adanya Machine Learning, sebuah komputer
hanya melakukan tugasnya ketika hanya diperintahkan atau diinstruksikan oleh
manusia.
AI dan Machine Learning,
masih amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia,
negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus
menerus memperdebatkan konsekuensi dari revolusi industri keempat ini, sebab
revolusi ini masih berlangsung, atau bahkan baru dimulai. Tantangannya masih
banyak.
Menurut kalian, apakah revolusi
industri mengancam peradaban manusia? mari diskusikan dikolom komentar.
Refrensi: Zenius.net
www.cnnindonesia.com